MAKALAH
PENDIDIKAN SENI RUPA DI SD
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok matakuliah Seni
Rupa
Dosen
pembimbing Drs. Euis Yuliani, M.Mpd

Disusun
oleh :
Eka
Priyanto (110641347)
Heru Syahrir (110641329)
Mutiara (110641343)
Rida
Riyanti (110641351)
Sumiati
(110641337)
Kelas
: A-9 Semester Genap
PRODI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADYAH CIREBON 2012/2013
KATA
PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam
kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat
kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas materi
tentang “Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar”.
Makalah ini dibuat dalam rangka
memperdalam pemahaman mata kuliah Seni
Rupa yang sangat diperlukan dalam materi perkuliahan demi mendapatkan pemahaman
yang maksimal dalam melakukan kegiatannya dan sekaligus melakukan apa yang
menjadi tugas mahasiswa untuk memenuhi tugas pembuatan makalah Seni Rupa ini. Penulis menyadari bahwa penulis
tidak dapat menyusun makalah ini tanpa ada bantuan, bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak. Penulis menggucapkan terimakasih kepada Euis Yuliani sebagai pembimbing
kami di mata kuliah Seni Rupa, teman-teman dan orang tua kami yang sudah
memberi dukungan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam
pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis akan dengan senang hati menerima saran
maupun kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Akhir
kata penulis mohon maaf apabila ada
kekurangaan dalam pembuatan makalah ini, semoga makalah yang telah dibuat dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.
Cirebon, Juni 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..
i
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………………….iii
A. Latar
belakang ………………………………………………………………….iii
B. Rumusan
Masalah ……………………………………………………………...iii
C. Tujuan
…………………………………………………………………………..iii
D. Manfaat
…………………………………………………………………………iv
BABII PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD
……….………………………………1
A. KONSEP
SENI …………………………………………………………………1
1. Pengertian
seni ……………………………………………………………....1
2. Sifat
seni secara umum ……………………………………………………...1
B. KONSEP
SENI RUPA ………………………………………………………….2
1. Pengertian
seni rupa …………………………………………………………2
2. Fungsi
seni rupa ……………………………………………………………..2
3. Aspek
seni rupa ……………………………………………………………...3
4. Jenis
karya seni rupa ………………………………………………………...3
C. KONSEP
PENDIDIKAN SENI ………………………………………………..3
D. KONSEP
PENDIDIKAN SENI RUPA DI SD ………………………………...4
a. Materi
pendidikan seni rupa di SD ………………………………………….5
b. Metode,
model dan pendekatan ……………………………………………..11
c. Evaluasi
Pembelajaran ………………………………………………………15
BABIII
PENUTUP ………………………………………..……………………………17
A. Kesimpulan
……………………………………………………………………...17
B. Saran
…………………………………………………………………………….18
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sebagai sarana
pendidikan, pendidikan kesenian di SD dicurahkan untuk bermain, maka kegiatan
ini dapat dilaksanakan dalam pelajaran kesenian. Dalam kegiatan bermai inilah
bentuk ekspresi kreatif anak dapat ditumbuhkembangkan. Secara garis besar
pendidikan seni rupa di SD berperan untuk menumbuhkan daya apresiasi,
kreatifitas, kognisi serta mengembangkan kemampuan berpikir. Bagi peserta didik
yang berbakat, pendidikan kesenian juga dapat membentuk keterampilan
vokasional. Dengan demikian pendidikan kesenian merupakan pendidikan ekspresi
kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan apresiasi, estetik dan membentuk
kepribadian manusia seutuhnya. Untuk dapat melaksanakan pendidikan seni rupa di
SD sesuai peranannya, mahasiswa sebagai calon guru harus memahami materi,
media, model, metode, pendekatan dan evaluasi pembelajaran seni rupa di SD.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep pendidikan seni
rupa di SD?
2. Apa saja materi
dan media seni rupa untuk siswa SD?
3. Bagaimana
Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa di SD?
4. Bagaimana
Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa di SD?
C.
TUJUAN
1. Memahami konsep pendidikan seni rupa
di SD
2. Mengetahui
materi dan media seni rupa untuk siswa SD
3. Mengetahui
Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa di SD
4. Mengetahui
Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa di SD
5. Untuk memenuhi tugas kelompok
matakuliah Seni Rupa
D.
MANFAAT
Mengacu pada masalah dan tujuannya,
makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Mengembangkan
pengetahuan tentang pendidikan seni rupa di SD
2. Bagi
penulis, makalah ini sebagai masukan agar diterapkan dalam proses mengajar seni
rupa di SD kelak
BAB II
PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD
A. KONSEP SENI
1.
Pengetian Seni
Kata seni adalah
sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar
pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata
"sani" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan
jiwa". Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat
akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan
"ART" (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau
karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini,
karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan
semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah
mereka.
Seni adalah
proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik indra
atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara
berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini
dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika.
2.
Sifat Seni Secara Umum
Seni memiliki
sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian
kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru
dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi
keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat
individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari
penciptanya. Lagu-lagu yang diciptakan Ebit G. Ade, sangat berbeda dengan
lagu-lagu Rhoma Irama, Titik Puspa, atau pun yang lainnya. Atau lukisan Afandi
sangat berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo
Iskandar, Piccaso, Van Googh, maupum pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah
yang merupakan identitas dari karya mereka.Seni memiliki sifat perasaan,
pengertiannya dalam membuat karya seni selalu melibatkan emosi dan jiwa. Oleh
sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah karya harus menggunakan kepekaan
perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang diciptakan melalui perasaan
seorang seniman, kemudian dibawakan seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu
itu. Tampil dalam suara dan penampilan yang seirama, maka para pendengar lagu
itu akan tergugah hatinya. Semua itu jika ada kesungguhan dalam menggunakan indera
rasa seperti yang dilakukan pencipta dan penyanyinya.Seni memiliki sifat abadi
atau keabadian. Sesungguhnya semua pembuatan manusia memiliki sifat demikian,
yaitu perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan.
Seseorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu melekat sampai
akhir hayat, walau pun mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika membuat
karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya orang yang
menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan terpuji.
Maka layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada anak yang berbuat
sesuatu kebaikan jika terpengaruh (menangkap amanat) cerita film, novel, syair
lagu, dll. Tetapi sebaliknya, siapa yang bersalah jika kelakuan tidak baik
diakibatkan oleh pengaruh cerita film atau buku-buku yang tidak mendidik? Seni
bersifat universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa,
dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa
terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau
seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa
pembuatnya.
B. KONSEP SENI RUPA
1.
Pengetian Seni Rupa
Seni rupa adalah salah satu cabang
kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang
diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip
desain.
2.
Seni rupa dapat berfungsi sebagai :
a.
media ekspresi
b.
media ekspresi
c.
media komunikasi
d.
media pengembangan bakat
e.
media pendidikan
3.
Aspek seni rupa :
a.
Aspek grahita
b.
Aspek Garapan
c.
Aspek Tata
4.
Jenis Karya Seni Rupa
a.
Karya rupa murni yakni karya
seni rupa yang sengaja diciptakan sebagai sarana ekspresi komunikasi,rekreasi
dan terapi.Karya seni rupa murni ini dapat berupa dwimarta ataupun trimatra.
b.
Karya seni rupa terapan yang
sengaja dicipta untuk tujuan fungsional.Karya seni rupa ini pun mencakup 2
macam yakni dwimarta dan trimarta
C. KONSEP PENDIDIKAN SENI
Pendidikan seni merupakan saran untuk
pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan
melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina
anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni
merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina
kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat
digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak
memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya. Beberapa aspek penting
yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan,
kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta.
Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan
kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya
berdasrkan aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD
bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai
seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan
dikembangkan.
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang
diterapkan di atas, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan
berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis.
Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara
seimbang.
Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni
adalah sebagai media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat
dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya,
bercita rasa estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara menyenangkan.
Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang setiap
aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan
terhadap seni.
D. KONSEP PENDIDIKAN SENI
RUPA SD
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang
relatif baru digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah
menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama
hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi pelajaran
yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang seni rupa yang
lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi seni. Tujuan
pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar menggambar
melalui latihan koordinasi mata dan tangan.
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan
kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan
permainan. Tujuan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan.
Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan
untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan,
melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini
mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat
pendidikan. Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar,
menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni
rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan
disiplin ilmu Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural.
a.
Materi dan Media Seni Rupa
1.
Menggambar / Melukis
Kegiatan
menggambar / melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai
pembuatan sket, pengembangan sket menjadikan karya lukis / gambar, menggambar
dengan skema, memindahkan gambar dengan bantuan kisi-kisi dan menggambar
ekspresi dengan cara memberikan gambar kepada siswa bagaimana seorang maestro
(seniman) menggarapkannya mereka dari awal hingga akhir.
Bahan
untuk diantaranya seperti kertas gambar, karton manila, kertas plikator, kertas
merang, karton dan sebagainya. Untuk bahan pewarna dapat digunakan cat air, cat
minyak, cat poster, sumbo kue atau kalau tidak ada bisa menggunakan tumbuh-tumbuhan
seperti kunyit, buah tinta, daun jati dan sebagainya. Teknik pembuatannya dapat
dilakukan dengan teknik pulasan, teknik kerik, teknik duser dan sebagainya.
2.
Membentuk
Membentuk dapat dimaksudkan
sebagai mengubah, membangun dan mewujudkan. Umumnya
bahan yang dipergunakan untuk kegiatan membentuk adalah bahan-bahan lunak
seperti tanah liat, plastisin, malam lilin, playdog dan sejenisnya.
Teknik membentuk sangat beragam,
diantaranya :
1.
Membutsir
Yaitu membuat hanya tiga dimensi dari bahan yang lunak
dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan
lembek.
2.
Memahat
Yaitu membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak
dipergunakan.
3. Cor(menuang) Proses
menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan,
setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.
3.
Menempel
Yaitu karya seni berupa tempelan
gambar atau bahan tertentu pada sebuah benda agar lebih menarik untuk dilihat.
Alat dan bahan yang digunakan dapat
berupa kendi, lem, gunting, pensil, kertas warna, monte, kain perca atau bahan
lain. Teknik Pembuatannya yaitu dengan menempelkan guntingan kertas, kain perca
atau monte ke kendi yang telah digambari.
4.
Mencetak
Mencetak adalah proses
memperbanyak (reproduksi) suatu gambar atau naskah dengan teknik tertentu.
Bahan-bahan yang digunakan adalah cat air, sumbo kue, tinta bak serta lainya.
Bahan acuan cetakan dapat menggunakan berbagai bahan seperti kentang, wortel,
ketela rambat, bengkoang, karet bekas sandal, karton tebal, triplek dan
sebagainya. Teknik mencetak ada bermacam-macam diantaranya adalah cetak timbul,
cetak cekung, cetak tembus, dan cetak datar.
5.
Menggunting, melipat, menempel (3M)
Karya seni rupa ini merupakan
proses memanipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk dua atau tiga dimensi. Bahan yang digunakan untuk dapat pembuatan karya ini berupa kertas, kertas lipat, lembaran plastik.
Alat yang digunakan yaitu gunting dan lem atau perekat. Teknik yang digunakan
yaitu melipat atau origami.
6.
Dekorasi
Kegiatan
dekorasi biasanya ditujukan untuk membuat hiasan. Bahan untuk dekorasi dapat
menggunakan bahan-bahan seperti biji-bijian, bunga, batang tumbuh-tumbuhan,
bauh-buahan, kertas berwarna, plastik sedotan, pita plastik, karet balon dan
dll.
Alat-alat
yang digunakan untuk jenis dekorasi bahan kertas adalah gunting, cutter, lem,
pisau, cutter, gunting, jarum, benang, paku, palu, lem dan sebagainya.
Di
dalam membuat dekorasi atau dinamen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
menstilir dan menyederhanakan.
7.
Merakit dan Membangun
Yaitu
kegiatan yang mencakup aktivitas menyusun berbagai komponen untuk dijadikan
sesuatu benda tiga dimensi atau trimatra. Contoh: membuat kalender.
Bahan
yang digunakan seperti kertas tebal/karton, lem, pensil berwarna / cat air.
Alat-alat yang bisa digunakan antara lain gunting, penggaris, cutter, kuas.
Prosedur membangun bisa dilakukan dengan cara melipat, memotong, dan mengelem.
Pada bagian tertentu bisa diberi pewarna atau garis-garis.
8.
Menjiplak
Menjiplak yaitu kegiatan
menempelkan sehelai kertas pada model cetakan kemudian menggosoknya dengan
krayon atau alat tulis lain. Bahan yang digunakan bisa bermacam-macam, seperti
koin, model topeng, atau berbagai objek yang dapat ditemui di sekitar. Bahan
penggosoknya dapat berupa pensil, pensil warna, atau krayon. Teknik pembuatannya
yaitu dengan cara menggosok-gosokkan krayon atau pensil di atas sehelai kertas
yang diletakkan di atas model sehingga membentuk jiplakan dari model tersebut.
9.
Kolase
Kolase adalah penyusunan berbagai
macam bahan pada sehelai kertas yang diatur. Bahan yang digunakan biasanya
adalah kertas , kain, atau bahan yang bertekstur. Teknik pembuatannya yaitu
dengan cara menempelkan berbagai potongan bahan-bahan tersebut pada kertas dan
diatur sedemikian rupa sesuai keinginan mereka.
10. Finger Painting (Lukisan Jari)
Yaitu seni melukis dengan
menggunakan jari sebagai alat untuk melukis. Pada prinsipnya proses finger
painting adalah bebas, yang terpenting adalah bahwa lukisan tersebut dibuat
dengan menggunakan jari-jari tangan. Jadi sebenarnya karya ini juga bebas,
beraliran abstrak, realistis, naturalis,dan sebagainya. Bahan yang dipakai
dapat berupa berbagai jenis cat, kertas, atau berbagai bahan lukisan lain.
Teknik pembuatannya adalah pada dasarnya menggunakan jari untuk menggambar.
Semua gambar digambar dengan jari-jari tangan.
11. Lukis Tempel/gambar tekstur
Yaitu
karya seni berupa gambar yang dibuat dengan teknik menggambar dan menempel baik
dengan kertas maupun bahan lain pada gambar sehingga tercipta suatu pola gambar
yang indah dan lebih hidup. Alat dan bahan seperti pelepah batang pisang
kering, dedaunan, kertas, atau bahan lain yang bisa ditempel, gunting, lem,
berbagai jenis kertas, pensil,dll.
Teknik
Pembuatannya yaitu pertama-tama membuat
gambar yang akan ditempeli. Kemudian gunting bahan-bahan lain yang akan
ditempel sesuai dengan pola gambar. Setelah itu tempelkan pada gambar tadi
sehingga terbentuk lukisan seperti semula.
12. Merangkai/memasang
Yaitu jenis karya seni yang
dibuat dengan merangkai atau memasang suatu bahan pada media tertentu. Contoh :
membuat puzzle. Alat dan bahan yang digunakan yaitu karton tebal, pensil,
kertas HVS, pensil warna, penggaris, gunting, lem,dll. Teknik Pembuatannya
dengan membuat sebuah gambar pada kertas HVS, beri warna, kemudian tempelkan
pada karton tebal. Gambar garis potong pada gambar, kemudian potong-potong
sesuai garis dan beri bingkai pada gambar.
13. Menghias
Yaitu
jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang, menempel dan
menghias suatu bahan pada media tertentu. Contoh : membuat topeng karton. Alat
dan bahan yang digunakan seperti karton tebal, pensil, lem, bahan pewarna ( cat
air, cat minyak, crayon, pensil warna dsb ), kertas marmer, gunting, dll.
Teknik
Pembuatannya yaitu dengan membuat media yang akan dihias misalnya topeng dari
karton, kemudian menghiasinya dengan berbagai warna yang menarik serta
menempelkan berbagai bahan lain sebagai hiasan pendukung.
14. Mencelup
Yaitu
jenis karya seni yang dibuat dengan membuat hiasan pada kain polos dengan
menggunakan teknik celup ikat. Contoh : celup kaos dengan jumputan. Alat dan
bahan bisa berupa kain putih atau kaos polos warna putih, karet gelang atau
tali secukupnya, zat pewarna, kompor, panci, air.
Teknik
Pembuatannya dengan mengikat bagian-bagian kaos yang akan dihias. Sebelum
dicelupkan ke dalam zat pewarna kaos dimasukkan dulu ke air dingin kemudian
diperas. Baru setelah itu celupkan kaos tersebut ke zat pewarna yang telah
dididihkan bersama air. Setelah itu dinginkan kain dan cuci. Setelah bersih
buka kembali ikatan-ikatan tadi.
15. Meronce
Yaitu jenis karya seni yang
dibuat dengan merangkai atau memasang suatu bahan pada benang. Contoh : membuat tirai, membuat kalung. Alat dan bahan misalnya biji karet
kering, atau kertas yang digulung kecil, benang nilon, gunting dan pisau, jarum
jahit, sedotan limun, dll. Teknik pembuatannya yaitu dengan cara menyusun
gulungan kertas atau biji karet kering yang telah di lubangi kedua ujungnya
pada benang nilon dengan bantuan jarum.
16. Mencungkil
Yaitu kegiatan yang mencakup
aktivitas dengan teknik mencungkil sehingga menghasilkan karya seni yang
menarik. Alat dan bahan yang digunakan dapat berupa plastisin, kentang, ketela,
atau bahan lain yang bisa dicungkil, pisau atau cutter, lidi, papan. Teknik
Pembuatannya dengan cara membuat sketsa pada bahan yang akan dicungkil kemudian
cungkil pada bagian yang perlu dibuang dengan pisau.
17. Menganyam
Yaitu
kegiatan membuat karya seni dengan teknik menganyam untuk menghasilkan sesuatu
yang lebih menarik dari bahan semula. Misalnya membuat anyaman kipas. Alat dan
bahan yang digunakan yaitu irisan bambu tipis, 1 bilah bamboo, tali plastic,
pisau dan gunting.
Teknik
pembuatan :
1.
Atur posisi 3 bambu, 1 bambu
diletakkan membujur sebagai pita taruhan, 2 pita diletakkan mendatar.
2.
Tambahkan 1 pita lagi dan dianyam silang sampai pita habis.
3.
Pita taruhan dilipat ke belakang dan disisipkan. Rapikan sisi-sisi
kelebihan anyaman yang tidak diperlukan dengan cara digunting.
4.
Sisipkan gagang kipas dari bilah bambu dibagian samping.
5.
Hasil anyaman disisipkan dan dijepit pada gagang lalu diikat dengan tali.
18. Membatik
Yaitu
suatu kegiatan membuat karya seni dengan teknik membatik untuk menghasilkan
karya yang indah dilihat. Alat dan bahannya kain polos, pensil atau pensil
warna, canting, kertas gambar, lilin malam, pewarna naptol atau wantex,
kaporit, air dan wajan kecil, kompor ember.
Teknik
Pembuatan:
1.
Buat rancangan gambar pada kertas gambar
2.
Celupkan kain pada cairan pewarna yang dididihkan
3.
Setelah warnanya jadi, keringkan kain
4.
Gambar lukisan rancanganmu pada kain dengan pensil warna
5.
Cairkan lilin dengan kompor
6.
Pelilinan dengan canting
7.
Kain yang sudah digambar dengan lilin dicelupkan ke cairan kaporit sehingga
warna gelap akan berubah menjadi warna kain asal
8.
Buat larutan pewarna lalu celupkan kain kedalamnya.
9.
Kain dimasukkan ke air mendidih untuk menghilangkan lilin malam lalu
dibilas dengan air bersih
10.
Keringkan kain batik.
19. Memilin
Yaitu kegiatan yang mencakup
aktivitas dengan teknik memilin sehingga menghasilkan karya seni yang indah.
a.
Membuat Relief
Alat dan bahan: plastisin, plastic, pensil dan kertas,
serta penggaris dan papan. Teknik
Pembuatan:
1.
Ambil plastisin dan ratakan di atas papan
2.
Gambar pola pada selembar kertas
3.
Gunting pola tersebut dan letakkan pola diatas salah satu plastisin serta
potong plastisin sesuai pola yang ada.
4.
Tempelkan pola-pola tersebut diatas plastisin lain pada papan
20. Karya kerajinan
Yaitu
kegiatan membuat karya seni dengan berbagai teknik agar menghasilkan karya
tertentu. Seperti:
Membuat Asbak
Alat
dan bahan: tanah liat, pisau, sendok, alat sudip
Teknik Pembuatan: remas tanah
liat dan bentuk sesuai keinginanmu, buanglah bagian yang tidak perlu dengan
cara mencungkil, haluskan hasilnya dengan menggunakan alat sudip.
b.
Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran Seni
Rupa di SD
Adapun metode-metode
pembelajaran seni rupa di SD yaitu:
1.
Strategi Penataan
Strategi penataan berkaitan
dengan rancangan menata urutan materi pembelajaran dari yang mudah ke yang
sulit, dari konkrit ke abstrak.
2.
Strategi penyampaian
Strategi penyampaian berkaitan
dengan media pembelajaran atau alat bantu pembelajaran untuk menyampaikan
materi yang telah dikemas.
3.
Stategi pengelolaan
Strategi pengelolaan berkaitan dengan kegiatan pengelolaan kelas selama
pembelajaran dilaksanakan.
Model pembelajaran seni rupa di SD,
antara lain:
1. Model Terkait
Model
terkait adalah model pembelajaran terpadu yang paling sederhana karena
menekankan pada hubungan secara eksplisit tentang konsep atau prinsip,atau
pokok bahasan atau ketrampilan atau tugas,atau sikap dalam suatu bidang
studi.Pada pembelajaran SR-KT terpadu keterkaitan dalam substansial material
seni.Model terkait dalam SR-KT terpadu dapat dimodifikasikan berdasarkan jenis
matra substansial seni.Urutan keterkaitan dan besr bobot materi masing-masing
substansial materi yang terkait.
Keunggulan Model Terkait :
a.
Paling sederhana sehingga paling mudah di rancang dan dilaksanakan
b.
Terjadi interalisasi karena adanya pengembangan konsep-konsep inti secara
terus-menerus
c.
Memudahkan proses transfer gagasan-gagasan dalam pemecahan masalah.
d.
Siswa lebih mudah dalam mendapatkan gambaran-gambaran mengenai suatu
ketrampilan tertentu.
Kelemahan Model Terkait :
a.
Model terkait pada intinya adalah mengaitkan antara prinsip,konsep
ketrampilan dan tugas atau sikap pada suatu bidang kajian tertentu.Hal ini
menyebabkan SR-KT tetap terpisah dan keterpaduan tidak Nampak walaupun hubungan
telah dirancang secara eksplisit dalam suatu disiplin mata kajian.
b.
Fokus pembelajaran masih bersifat sempit karena usaha-usaha untuk memadukan
gagasan-gagasan dalam suatu bidang studi dapat membatasi usaha mengembangkan
hubungan yang lebih menyeluruh dengan bidang studi lain.
2.
Model Terjala
Merupakan
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Model ini menekankan
hubungan antara dua atau lebih mata pelajaran melalui tema. Pada pembelajaran
senirupa terpadu, model terjala ini dapat memadukan secara intra bidang studi
(seni music, tari) dan inter bidang studi (senirupa, music, tari, matematika,
ips, ipa dll).
Keunggulan:
a.
Melalui pendekatan tematik, pembelajaran terpadu model ini memiliki kekuaatn
komprehensif yang tinggi.
b.
Membangun motivasi siswa melalui kegiatan pemilihan dan pengembangan tema
c.
Meningkatkan kemampuan wawasan guru tentang suatu konsep secara
komprehensif
Kelemahan: :
a.
Membutuhkan waktu yang lama dalam merancang pembelajaran
b.
Ketrampilan seni rupa yang diperoleh siswa kurang optimal
c.
Guru memerlukan kemampuan mengevaluasi proses dan produk pembelajaran agar
perncan
3.
Model Terpadu
Model
terpadu merupakan pembelahjaran terpadu yang menggunakan tema yang diangkat
dari adanya tumpang tindih tentang konsep ketrampilan dan sikap dalam kurikulum
yang berlaku dari berbagai mata pelajaran atau mata kajian.
Keunggulan :
a.
Mampu membangun motivasi siswa
b.
Mampu mengembangkan aspek sikap pada dampak pengiring dalam pembelajaran
c.
Menghemat waktu
d.
Memiliki kekuatan komprehensif yang tinggi
Kelemahan :
a. Membutuhkan kurikulum yang
mengacu pada keterpaduan serta kebijakan-kebijakan pendukung dalam system
evaluasi pembelajaran
b. Membutuhkan waktu, tenaga
dan pikiran dalam merancang model pembelajaran terpadu
c. Model terpadu merupakan
pembelajaran terpadu yang paling rumit.
Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa di SD
Pembelajaran
Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan terpadu.
Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran setiap bidang seni, sesuai
dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi masing-masing. Pendekatan
terpadu ialah melaksanakan pembelajaran yang memadukan bidang-bidang seni dalam
bentuk seni pertunjukan, seni multimedia, atau kolaborasi seni. Pembelajaran
Pendidikan Seni secara terpadu meliputi pembelajaran apresiatif dan produktif.
Pembelajaran
apresiatif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan apresiasi terhadap karya
seni yang merupakan perpaduan antara dua atau lebih bidang seni, baik secara
langsung maupun melalui media audio-visual, misalnya pertunjukan musik, tari,
teater, atau film. Pembelajaran produktif secara terpadu dilaksanakan dengan
kegiatan berkarya dan penyajian seni yang melibatkan dua atau lebih bidang
seni, misalnya dalam bentuk seni pertunjukan atau kolaborasi antar bidang seni.
Alternatif
pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Seni sebagai berikut. Sekolah yang
memiliki lebih dari satu guru bidang seni, masing-masing guru memberikan
pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya secara terpisah. Siswa memilih salah
satu bidang seni sesuai dengan minatnya. Pembelajaan secara terpadu
dilaksanakan dengan kerja sama antara guru-guru bidang seni yang bersangkutan.
Sekolah yang hanya memiliki guru salah satu bidang seni, guru tersebut
melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya, tetapi sedapat mungkin
juga melaksanakan pembelajaran seni secara terpadu, sesuai dengan kemampuannya.
Materi
pokok yang bersifat teoritik tidak diberikan secara terpisah, tetapi secara
integratif dengan materi kegiatan apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni,
dan penyajian seni. Pembelajaran yang bersifat praktek (berkarya) lebih
berorientasi pada proses dari pada hasil, sehingga lebih menekankan usaha
membentuk dan mengungkapkan gagasan kreatif dari pada kualitas komposisi yang
dihasilkan.
Dalam
pembelajaran Pendidikan Seni, pengembangan sikap memiliki kedudukan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan keterampilan, dan pengetahuan. Untuk menunjang
pembelajaran materi yang mengarah pada penguasaan keahlian profesional, termasuk
menggambar dengan mistar (menggambar konstruksi), perlu ditunjang dengan
program ekstrakurikuler, sesuai dengan bakat dan minat siswa.
c.
Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa
Evaluasi
lebih menekankan pada aspek proses pengajaran dengan mengukur adanya berbagai
gejala perubahan, termasuk perubahan nilai.
Evaluasi adalah langkah yang digunakan untuk mengukur
tingkah laku anak selama pembelajaran.
untuk memperoleh data berupa tingkatan kemampuan setelah pembelajaran.
untuk memperoleh data berupa tingkatan kemampuan setelah pembelajaran.
Fungsi evaluasi adalah untuk melihat perkembangan/kemajuan
anak dan memberikan dorongan
semangat belajar agar hasil
selanjutnya dapat lebih baik.
Perlu diingat, dalam pemberian evaluasi, selalu
harus diperhitungkan akibat yang mungkin terjadi, terlebih evaluasi terhadap
hasil belajar di kelas. Dalam hal ini, nilai yang dihasilkan adalah cermin
perubahan tingkah laku anak selama menerima pelajaran di kelas. Dari belum
mampu menggambar menjadi mampu menggambar. Dari belum lengkap menjadi lebih
lengkap. Dari bentuk-bentuk global berkembang menuju ke detail. Dari belum
tepat memberi alasan, kemudian mampu mengurai maksud dari gambar/karya yang
dibuat. Begitupun perkembangan penguasaan teknik, alat, bahan, serta kemampuan
kreatif untuk mengolah ide.
Biasanya ada hal yang kurang disadari oleh para guru,
bahwa penilaian sama dengan vonis hakim terhadap yang diwujudkan dalam nilai
sebagai putusan yang tak bisa ditawar. Terlebih bagi para orang tua yang belum
memahami hakekat nilai atau penilaian; akan mudah berpendapat, bahwa nilai
jelek dari guru adalah searti dengan : anak saya tidak berbakat, tidak mampu
menggambar, atau menggambar hanya untuk anak yang berbakat. Akan lebih parah,
apabila guru juga berpandangan seperti itu.
Oleh karena itu, memberi nilai / skor terhadap hasil
karya anak, haruslah meilhat situasi dan kondisi anak. Apakah nilai akan
membuat anak bangga [reinforcement]. apakah
nilai akan membuat anak menjadi merosot minatnya, bahkan membenci kegiatan oleh
seni rupa.
Jadi, yang paling diharapkan adalah nilai evaluasi
yang mampu menggugah semangat anak untuk terus berkarya. Namun, perlu diingat,
bahwa tidak selamanya nilai tinggi yang diberikan akan secara otomatis dapat
memberi semangat anak untuk terus berkarya. Alih-alih, justru memberi konotasi
keliru terhadap persepsi anak, apabila terlalu mudah mendapat nilai bagus,
walau kenyataannya hasil karyanya tidak bagus.
Ada dua bentuk
evaluasi, yaitu :
1.
Evaluasi Tes
Diperlukan
soal dan ketentuan kriteria penilaian.
2.
Evaluasi Non-tes
Tidak
memerlukan soal, misalnya penilaian terhadap hasil karya lomba gambar atau
hasil karya seni rupa yang lain. Hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah faktor kejiwaan, situasi anak pada waktu
berkarya [kadar minat, situasi di rumah yang terbawa di kelas, suasana kelas,
dan sebagainya] sebagai faktor indogen yang mempengaruhi keinginan berkarya. Di
samping itu, faktor eksternal juga perlu diantisipasi, misalnya campur tangan
guru, bahan/materi yang kurang diminati, dan tema yang tidak menggugah minat.
Teknik
evaluasi dapat dilakukan lewat seleksi atau teknik ranking yang biasanya
digunakan dalam penilaian lomba. Dipilih karya-karya yang dianggap memenuhi
persyaratan, lantas dibuat perbandingan, kemudian ditentukan urutan dengan
memberi skor/nilai pada setiap karya. Sedangkan teknik penilaian langsung,
biasanya berkaitan dengan pelajaran di kelas, yang merupakan umpan balik dari
hasil pelajaran yang telah diberikan. Penilaian dapat berupa huruf atau angka.
Untuk
memperoleh penilaian yang mendekati sempurna, diperlukan pertimbangan dengan
menambahkan penilaian berdasarkan proses berkarya. Penilaian ini, biasa disebut
penilaian pendekatan proses. Perlu diketahui, bahwa dilema yang muncul dalam
mengevaluasi karya seni adalah adanya sifat subyektif. Maka dengan menambahkan
hasil pengamatan dengan perilaku dalam proses berkarya, mengamati situasi
kejiwaan, minat dan tipologi anak, akan didapat peluang untuk menilai secara
lebih objektif.
Selain
itu, terdapat penilaian produk, yang pada prinsipnya penilaian yang mengacu
pada hasil karya anak. Penilaian produk didasarkan pada kriteria untuk
memperoleh hasil penilaian yang lebih objektif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan
seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan
seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan
untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi
kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat
mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin.
Materi dan media seni rupa antara lain :menggambar / melukis, membentuk, menempel, mencetak, menggunting, melipat,
menempel (3m), dekorasi, merakit dan membangun, menjiplak, kolase, finger painting (lukisan jari), lukis tempel/gambar tekstur merangkai/memasang, menghias, mencelup, meronce, mencungkil, menganyam, membatik, memilin, karya kerajinan.
Metode
pembelajaran seni rupa di sd antara lain strategi penataan, strategi
penyampaian, stategi pengelolaan. Model pembelajaran seni rupa di SD antara
lain model terkait,model terjala dan model terpadu. Pembelajaran Pendidikan
Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan terpadu.
Evaluasi
pebelajaran seni rupa lebih menekankan pada
aspek proses pengajaran dengan mengukur adanya berbagai gejala perubahan,
termasuk perubahan nilai. Evaluasi
adalah langkah yang digunakan untuk mengukur tingkah laku anak
selamapembelajaran. Evaluasi dapat
dilakukan dengan cara tes dan non tes. untuk
memperoleh data berupa tingkatan kemampuan setelah pembelajaran.
B. Saran
Sebagai calon guru SD, kita di harapkan mampu menyusun
RPP Seni Rupa agar pembelajaran Seni Rupa sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Disamping itu dalam penyusunan RPP harus memperhatikan materi, media, metode,
pendekatan dan evaluasi pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
http://arttangara.multiply.com/journal/item/5/EVALUASI_SENI_RUPA_ANAK_2
http://juliealmathea.wordpress.com/2011/04/09/pembelajaran-seni-rupa-sd/
Mohon izin mengunduh atas perkenannya saya ucapkan terima kasih
BalasHapusijin mengcopy mas, terima kasih banyak
BalasHapusijin copas ya.trmkasih
BalasHapusMakasih seni budaya
BalasHapus